Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) adalah prosedur utama mikromanipulasi ketika fertilisasi in-vitro (IVF) konvensional gagal akibat infertilitas pria berat. Panduan ini membahas semua aspek—indikasi, prosedur, biaya, peluang keberhasilan, risiko, dan kerangka hukum di Indonesia.
Apa itu ICSI dan kapan digunakan?
Pada ICSI, di bawah mikroskop, satu spermatozoon diambil dengan mikro-pipet dan disuntikkan langsung ke sitoplasma sel telur matang. Indikasi meliputi OAT-Syndrome, azoospermia pasca-TESE/micro-TESE, fragmentasi DNA tinggi, antibodi antispermatozoa, serta kegagalan fertilisasi berulang pada IVF sebelumnya. Evaluasi genetik (mutasi AZF/CFTR) wajib pada gangguan berat agar potensi pewarisan ke anak dapat diantisipasi.
Perbandingan Ringkas Metode Fertilisasi
- ICI / IVI – Inseminasi Rumahan
Sperma disuntik atau dituangkan di dekat serviks dengan alat suntik atau cawan. Cocok untuk masalah ringan atau sperma donor; biaya paling rendah, privasi maksimal. - IUI – Inseminasi Intrauterin
Sperma dicuci lalu dimasukkan lewat kateter langsung ke rahim. Baik untuk faktor pria sedang, hambatan serviks, atau infertilitas tak terjelaskan; biaya sedang, prosedur klinis sederhana. - IVF – Fertilisasi In-Vitro
Sel telur distimulasi diambil lalu dipertemukan dengan sperma di laboratorium. Standar untuk tubal block, endometriosis, atau kegagalan IUI; suku bunga keberhasilan tinggi, biaya lebih besar. - ICSI – Mikroinyeksi Spermatozoa
Satu spermatozoon diinjeksikan secara mikrosurgeri ke dalam sel telur. Pilihan presisi untuk infertilitas pria berat atau sampel TESE; paling mahal tapi efektif untuk kualitas sperma sangat rendah.
Berapa Biaya ICSI di Indonesia?
ICSI adalah layanan tambahan pada IVF. Total biaya satu siklus stimulasi: Rp 75.000.000–Rp 100.000.000 (termasuk obat, tindakan aspirasi, laboratorium ICSI, dan transfer). Biaya ekstra untuk ICSI sekitar Rp 10.000.000–Rp 20.000.000 per sel telur.
BPJS Kesehatan belum menanggung IVF/ICSI; sebagian klinik menawarkan paket prerogatif atau cicilan tanpa bunga.
Biaya Tambahan: Biopsi testis (TESE) Rp 20.000.000–Rp 30.000.000, tes genetik Rp 5.000.000–Rp 10.000.000, PGT-A Rp 15.000.000–Rp 25.000.000, penyimpanan beku (kriopreservasi) Rp 3.000.000–Rp 5.000.000 per tahun.
Langkah demi Langkah Prosedur ICSI
- Diagnostik & Konsultasi: spermiogram, profil hormon, USG, tes infeksi, dan pemeriksaan genetik.
- Stimulasi Ovarium: 8–12 hari gonadotropin dengan pemantauan ketat; dosis rendah jika PCO/PCOS.
- Pungsi & Perolehan Sperma: 34–36 jam setelah pemicu hCG/GnRH; TESE/micro-TESE untuk azoospermia.
- Pemilihan Sperma: gradien densitas, IMSI, atau PICSI (hyaluronan binding) untuk meminimalkan kerusakan DNA.
- Mikroinyeksi: satu spermatozoon disuntik ke setiap sel telur MII menggunakan mikromanipulator.
- Kultur Embrio & Time-Lapse: observasi hingga hari ke-5 (blastokista); opsi PGT-A/PGT-M.
- Transfer atau Freeze-All: transfer embrio tunggal mengurangi risiko kembar; freeze-all jika estrogen tinggi, transfer kriopreservasi kemudian.
- Dukungan Fase Luteal: progesteron (gel/kapsul) hingga 10–12 minggu kehamilan.
- Uji β-hCG & USG: tes kehamilan 12–14 hari pasca-transfer, USG deteksi detak jantung 6–7 minggu kehamilan.
Peluang Keberhasilan – Angka Realistis
Tingkat fertilisasi ICSI mencapai 70–80 %. Tingkat kehamilan klinis per transfer serupa IVF, dipengaruhi terutama usia ibu:
- < 35 tahun: 45–55 %
- 35–37 tahun: 35–45 %
- 38–40 tahun: 25–30 %
- > 40 tahun: < 15 %
Dengan transfer kriopreservasi (embryo beku), baby-take-home rate per siklus bisa > 60 % pada wanita < 35 tahun.
Cara Meningkatkan Peluang Anda
Gaya Hidup: berat badan ideal, berhenti merokok, alkohol < 5 unit/minggu, konsumsi asam folat dan vitamin D setiap hari, olahraga moderat.
Faktor Pria: diet kaya antioksidan (vitamin C/E, CoQ10, omega-3) dan puasa nikotin/anabolik 3 bulan menurunkan fragmentasi DNA.
Obat-obatan: suplemen DHEA dan CoQ10 untuk low responders (bukti terbatas – konsultasi dokter).
Risiko & Efek Samping
- OHSS dari stimulasi – sangat jarang (< 1 %) dengan protokol antagonist dan freeze-all.
- Kehamilan Kembar jika transfer dua embrio; transfer tunggal direkomendasikan.
- Efek Epigenetik – sedikit peningkatan risiko imprinted disorders (absolut < 1 %).
- Stres Psikologis – biaya tinggi dan beberapa siklus bisa memicu tekanan; dukungan konselor disarankan.
Kerangka Hukum (Indonesia)
- Permenkes RI No. 40 Tahun 2014 tentang Penanganan Infertilitas—mengatur standar pelayanan fertilisasi.
- Pedoman Etik Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait prosedur reproduksi berbantu.
- Peraturan BPOM untuk penggunaan obat stimulasi hormon.
Sumber Ilmiah & Pedoman
Kesimpulan
ICSI adalah metode paling presisi untuk mengatasi infertilitas pria berat. Dengan teknologi mikroinyeksi, laboratorium canggih, dan transfer embrio tunggal, tingkat kehamilan hingga 55 % per transfer pada usia muda dapat dicapai. Edukasi biaya, risiko, dan konseling genetik sangat penting agar terapi ini efektif.