Spermiogram adalah langkah awal bagi banyak pasangan di Indonesia saat kehamilan tak kunjung terjadi. Pemeriksaan ini, sesuai standar WHO, kini banyak dilakukan secara digital untuk menilai konsentrasi, motilitas, dan morfologi sperma. Dalam panduan ini Anda akan menemukan langkah-langkah pemeriksaan, estimasi biaya di BPJS dan klinik swasta, nilai referensi WHO terbaru, serta tips terbukti untuk meningkatkan kualitas sperma.
Apa itu spermiogram?
Spermiogram adalah tes laboratorium untuk menilai kesuburan pria dengan mengukur parameter berikut:
- Konsentrasi: jumlah sperma per mililiter ejakulat
- Motilitas: persentase sperma yang bergerak (progresif dan non-progresif)
- Morfologi: persentase sperma berbentuk normal
- Volume ejakulat: total cairan yang dikeluarkan
- Vitalitas: persentase sel hidup
- pH: dapat mengindikasikan inflamasi
- Leukosit: sel darah putih, peningkatan menandakan kemungkinan infeksi
Gabungan data ini membantu dokter menentukan potensi fertilisasi alami.
Kapan sebaiknya melakukan spermiogram?
Direkomendasikan jika setelah 12 bulan berhubungan teratur tanpa kontrasepsi belum terjadi kehamilan. Jika pasangan berusia di atas 35 tahun atau ada faktor risiko (varikokel, riwayat kemoterapi), bisa dilakukan setelah 6 bulan.
- Infertilitas primer atau sekunder
- Hasil hormon tidak normal
- Pemeriksaan sebelum/sesudah vasektomi
- Pasangan mengalami keguguran berulang
- Riwayat operasi atau radiasi di area panggul
Biaya dan JKN (BPJS Kesehatan)
Melalui BPJS Kesehatan (Program JKN), spermiogram biasanya ditanggung penuh dengan surat rujukan dari dokter. Di laboratorium swasta biaya berkisar antara Rp 300.000 – Rp 600.000. Beberapa asuransi swasta dapat mengganti sebagian biaya—pastikan Anda memeriksa polis Anda.
Prosedur Spermiogram: Persiapan & Pengambilan Sampel
Persiapan:
- Abstinensi seksual 2–7 hari
- Hindari alkohol, nikotin, dan obat terlarang 48 jam sebelum tes
- Tidak demam atau infeksi berat
- Cukup istirahat dan kelola stres
Pengambilan sampel:
- Cuci tangan dan alat kelamin hanya dengan air dan sabun ringan
- Jangan gunakan pelumas atau kondom berpelumas
- Kumpulkan seluruh ejakulat ke dalam wadah steril dari laboratorium
Jika mengambil di rumah, jaga sampel pada suhu ±37 °C (misalnya di saku dalam baju) dan antar ke lab dalam ≤60 menit.
Nilai Referensi WHO 2021
- Volume ejakulat: ≥ 1,5 mL
- Konsentrasi: ≥ 15 juta/mL
- Total jumlah: ≥ 39 juta per ejakulat
- Motilitas total: ≥ 40 %
- Motilitas progresif: ≥ 32 %
- Morfologi: ≥ 4 %
- Vitalitas: ≥ 58 %
- pH: ≥ 7,2
Nilai di bawah batas ini menunjukkan kemungkinan penurunan kesuburan, namun bukan kepastian infertilitas.
Kualitas Laboratorium: Hal yang Perlu Diperhatikan
Akreditasi ISO 15189 dan partisipasi uji profisiensi eksternal memastikan hasil lebih dapat diandalkan. Protokol WHO yang ketat dan penilaian ganda independen membantu meminimalkan kesalahan.
Durasi Tes & Pembahasan Hasil
Analisis mikroskopis memakan waktu 60–120 menit. Hasil lengkap biasanya tersedia dalam 2–4 hari kerja, seringkali via portal online, lalu dijelaskan dokter kepada Anda.
Interpretasi Hasil di Luar Norma
- Oligospermia – jumlah sperma rendah
- Astenospermia – motilitas menurun
- Teratospermia – morfologi abnormal
- Kryptozoospermia – konsentrasi sangat rendah
- Azoospermia – tanpa sperma
Disarankan mengulang tes setelah ~6 minggu untuk menyingkirkan fluktuasi alami.
Penyebab Umum Kualitas Rendah
- Gangguan hormon (testosteron, FSH, LH, prolaktin)
- Faktor genetik (mis. sindrom Klinefelter)
- Infeksi (klamidia, orkitis)
- Gaya hidup: merokok, alkohol, obesitas, stres kronis
- Faktor lingkungan: panas berlebihan, pestisida, plastik
Demam tinggi atau obat tertentu juga dapat menurunkan parameter secara sementara.
Enam Tips Praktis untuk Meningkatkan Kualitas Sperma
- Diet Seimbang: antioksidan (vitamin C, E, seng), omega-3, banyak buah & sayur
- Olahraga Moderat: hindari paparan panas berlebih (sepeda jarak jauh, sauna)
- Kurangi Toksin: berhenti merokok dan batasi alkohol
- Manajemen Stres: meditasi, yoga, teknik pernapasan
- Jaga Kesejukan Testis: pakai celana dalam longgar, hindari laptop di paha
- Suplemen: koenzim Q10 atau L-karnitin bisa membantu—konsultasi dokter terlebih dahulu
Meta-analisis (Nagy et al., 2021) menunjukkan perubahan gaya hidup ini secara signifikan meningkatkan jumlah dan motilitas.
Diagnostik Lanjutan & Pengobatan Kesuburan
Jika hasil sangat abnormal, dokter mungkin menyarankan:
- Analisis hormon lengkap
- Pemeriksaan genetik (kariotipe, mikrodelesi kromosom Y)
- USG testis
- Uji fragmentasi DNA sperma
- Ekstraksi sperma bedah (TESE/MESA) pada azoospermia
Teknik seperti IVF atau ICSI sering kali memungkinkan pembuahan meski kualitas sperma rendah.
Hasil Normal – Apa Selanjutnya?
Spermiogram normal mengesampingkan sebagian besar penyebab pria. Jika kehamilan masih belum terjadi, evaluasi pasangan perlu dilanjutkan (pantau siklus, tes hormon, tes pasca-koitus). Klinik kesuburan dapat membantu merencanakan langkah berikutnya.
Kesimpulan
Spermiogram memberikan data objektif tentang kesuburan pria. Abnormalitas sering dapat diperbaiki melalui perubahan gaya hidup, terapi spesifik, dan bila perlu bantuan reproduksi. Jika hasil berada dalam batas normal, kolaborasi kedua pasangan adalah kunci— kesuburan adalah upaya tim.