Klamidia 2025 – Dampaknya pada Kesuburan, Gejala, dan Pencegahan Efektif

Foto Profil Penulis
ditulis oleh Philomena Marx26 Januari 2025
Bakteri klamidia di bawah mikroskop

Klamidia adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dapat disembuhkan paling umum. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan ada sekitar 129 juta infeksi baru secara global pada tahun 2020 WHO. Di Jerman tidak ada kewajiban pelaporan, sehingga angka pastinya tidak tersedia; para ahli memperkirakan sekitar 300 000 kasus per tahun perkiraan RKI. Masalahnya, sebagian besar penderita tidak merasakan gejala, sehingga komplikasi seperti infertilitas berkembang tanpa terdeteksi.

Klamidia: Penyebab dan Cara Penularannya

Infeksi disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis yang menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, rektum, dan tenggorokan. Penularan hampir selalu melalui hubungan seksual vagina, anal, atau oral tanpa kondom. Saat melahirkan, ibu yang terinfeksi juga dapat menularkannya kepada bayi, menyebabkan konjungtivitis atau pneumonia.

Pemeriksaan Gejala: Seberapa “Sunyi” Klamidia?

Menurut CDC, infeksi tanpa gejala pada sekitar 70–95 % perempuan dan sekitar 50 % laki-laki. Jika muncul gejala, biasanya 1–3 minggu setelah paparan—pada saat itu bakteri bisa sudah menyebar.

Klamidia pada Perempuan – Gejala Umum dan Dampak Jangka Panjang

Tanda awal (jika ada):

  • keputihan tidak biasa, sering kali encer-bernanah atau berbau tajam
  • perdarahan di luar siklus atau setelah hubungan seksual
  • nyeri saat berhubungan (dispareunia)
  • rasa terbakar saat buang air kecil (disuria)
  • nyeri perut bagian bawah atau punggung

Komplikasi jangka panjang jika tidak diobati:

  • PID (Penyakit Radang Panggul) – infeksi menjalar ke rahim dan tuba falopi
  • Salpingitis – jaringan parut pada tuba hingga tersumbat
  • Infertilitas – dilaporkan hingga 40 % kasus yang tidak diobati
  • risiko kehamilan ektopik, kelahiran prematur, atau keguguran meningkat

Klamidia pada Laki-laki – Apa Bedanya?

Gejala akut yang mungkin:

  • keluarnya cairan jernih hingga bernanah dari uretra
  • rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil
  • bengkak atau nyeri pada testis atau epididimis

Komplikasi khas (jarang, tetapi mungkin):

  • Epididimitis – peradangan epididimis disertai nyeri dan demam
  • prostatitis atau penyempitan uretra
  • penurunan kualitas sperma yang berdampak pada kesuburan
  • Artritis reaktif (sindrom Reiter) – peradangan sendi, mata, dan kulit

Penting: Laki-laki tanpa gejala pun dapat menularkan infeksi—kedua pasangan harus diobati.

Risiko Bersama Jika Tidak Diobati

  • nyeri panggul atau perut bawah kronis
  • infertilitas pada perempuan; kesuburan menurun pada laki-laki
  • konjungtivitis atau pneumonia pada bayi baru lahir

Pencegahan yang Benar-Benar Efektif

  • Kondom – sangat efektif jika dipakai konsisten dan benar
  • Tes rutin – CDC menganjurkan skrining tahunan untuk perempuan aktif seksual hingga usia 25 tahun, selanjutnya sesuai risiko
  • batasi jumlah pasangan seksual atau sepakati interval tes bersama
  • bersihkan sex toy setiap kali pakai atau kenakan kondom baru
  • tes klamidia disarankan pada trimester pertama kehamilan

Pengobatan Saat Ini – Mengapa Doksisiklin Menggeser Azitromisin

Klamidia hampir selalu sembuh dengan antibiotik. Pedoman terbaru lebih merekomendasikan doksisiklin selama tujuh hari dibanding dosis tunggal azitromisin karena studi menunjukkan meningkatnya resistensi azitromisin dan efektivitas doksisiklin yang sedikit lebih baik. Resistensi terbukti terhadap tetrasiklin atau makrolida masih sangat jarang.

Diagnosis dan Pemeriksaan Dasar

Jenis tes

  • NAAT / PCR – sangat andal; hasil 1–2 hari
  • Tes cepat – hasil ±20 menit, tetapi jauh kurang akurat (hanya skrining)

Sampel yang dapat diambil

  • perempuan: usap vagina (swab mandiri atau tenaga medis) atau urine pagi pertama
  • laki-laki: urine aliran pertama; swab uretra jika bergejala

Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter

WHO mendefinisikan infertilitas sebagai tidak terjadinya kehamilan setelah 12 bulan hubungan tanpa kontrasepsi (6 bulan jika perempuan berusia di atas 35). Penyebab umum termasuk klamidia yang tidak diobati, endometriosis, dan gangguan hormonal.

  • keluarnya cairan, rasa terbakar, atau perdarahan yang tidak jelas → segera periksa
  • hubungan baru tanpa status IMS terkini → kedua pasangan perlu tes
  • hasil positif → obati kedua pasangan dan hindari hubungan seks selama 7 hari

Kesimpulan

Klamidia umum, sering tanpa gejala, tetapi sangat bisa diobati. Tes rutin, penggunaan kondom secara konsisten, dan antibiotik tepat waktu secara drastis mengurangi risiko komplikasi serius seperti infertilitas. Jaga kesehatan seksual Anda—pencegahan jauh lebih mudah daripada menangani dampak jangka panjang.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)