Aplikasi & Website Co-Parenting di Indonesia – Perbandingan Terbaik 2025

Foto penulis
ditulis oleh Zappelphilipp Marx3 Juli 2025
Gambar ilustratif: smartphone dengan aplikasi co-parenting Indonesia

Co-parenting semakin diakui sebagai alternatif modern bagi model keluarga tradisional dan semakin populer di Indonesia. Alih-alih bergantung pada hubungan romantis atau pernikahan, co-parenting melibatkan dua atau lebih orang dewasa yang dengan sengaja setuju untuk berbagi tanggung jawab dalam membesarkan seorang anak – apakah mereka tinggal bersama atau tidak. Model ini sangat menarik bagi para lajang, keluarga LGBTQ+, dan gaya hidup non-tradisional lainnya. Dalam artikel ini, kami mengulas aplikasi dan website co-parenting terbaik tahun 2025, menjelaskan kerangka hukum di Indonesia, serta membahas kelebihan dan kekurangan model pengasuhan ini.

Apa itu Co-Parenting?

Co-parenting – yang juga dikenal sebagai pengasuhan bersama – adalah model di mana dua atau lebih orang dewasa sepakat sebelumnya untuk membesarkan seorang anak bersama tanpa harus menjalin hubungan romantis atau menikah.

Dalam pengaturan ini, kewajiban finansial, tugas perawatan, dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan dibagi, terlepas dari apakah para orang tua tinggal dalam satu rumah atau terpisah. Contoh tipikal termasuk dua sahabat yang memutuskan untuk memiliki anak bersama atau pasangan dengan orientasi seksual yang sama yang ingin membangun sebuah keluarga.

Karena hukum Indonesia umumnya mengakui hanya dua orang tua secara hukum untuk setiap anak, pengaturan co-parenting yang melibatkan lebih dari dua orang dewasa dapat menghadirkan kompleksitas hukum. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk membuat perjanjian co-parenting secara tertulis yang menguraikan secara jelas masalah seperti hak asuh, tunjangan anak, pengaturan perawatan, dan wewenang pengambilan keputusan.

Aplikasi dan Website Co-Parenting Terbaik 2025

1. RattleStork

Profil Singkat:
RattleStork awalnya dikembangkan sebagai platform privat untuk donor sperma, namun secara bertahap telah mengintegrasikan fitur co-parenting. Dengan profil yang sangat detail, pengguna dapat mencari individu yang memiliki nilai dan gaya hidup serupa. Fungsi chat terintegrasi membantu membangun kepercayaan sejak awal, baik Anda memilih untuk tetap anonim atau terbuka.

2. Modamily

  • Tersedia di: iOS, Web
  • Fitur: Mengkhususkan diri dalam co-parenting dengan profil pencocokan yang mendalam
  • Biaya: Berbagai model langganan (detail tersedia di website)
  • Cocok untuk: Orang yang mencari kemitraan co-parenting jangka panjang
  • Website:   https://www.modamily.com

Profil Singkat:
Modamily adalah salah satu platform internasional yang paling dikenal untuk model keluarga alternatif. Mereka yang memilih co-parenting dapat mencantumkan preferensi mereka dan menemukan pasangan yang sesuai. Profil yang komprehensif mencakup ciri kepribadian, filosofi pengasuhan, dan pengaturan jadwal, serta tersedia pula layanan konsultasi profesional jika dibutuhkan.

3. CoParents

  • Tersedia di: iOS, Android, Web
  • Fitur: Basis pengguna global, berbagai opsi penyaringan, menggabungkan co-parenting dengan donor sperma
  • Biaya: Model dasar biasanya gratis, dengan fitur tambahan berbayar
  • Cocok untuk: Pengguna yang terbuka untuk koneksi nasional dan internasional
  • Website:   https://www.coparents.com

Profil Singkat:
CoParents sangat ideal bagi mereka yang mencari pasangan co-parenting tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Dengan pendekatan internasional, jumlah kecocokan potensial sangatlah banyak. Namun, perlu diingat bahwa co-parenting lintas batas dapat menimbulkan tantangan hukum dan administratif tambahan (misalnya, masalah visa atau perjanjian tunjangan anak internasional).

4. Familyship

  • Tersedia di: Web
  • Fitur: Komunitas berbahasa Inggris dan Indonesia, lokakarya online, serta jaringan ahli
  • Biaya: Bervariasi tergantung paket layanan
  • Cocok untuk: Mereka yang membutuhkan bantuan dalam mencari co-parent dan menginginkan informasi mendetail
  • Website:   https://www.familyship.org

Profil Singkat:
Familyship tidak hanya menawarkan opsi untuk menemukan co-parent, tetapi juga mendukung pengguna melalui seminar online, panduan, blog, dan akses ke para ahli di bidang hukum, psikologi, dan kesehatan. Pendekatan ini sangat berguna bagi mereka yang baru mengenal co-parenting dan membutuhkan panduan komprehensif baik secara hukum maupun praktis.

5. Pride Angel

  • Tersedia di: Web
  • Fitur: Fokus pada keluarga LGBTQ+ dengan informasi mengenai donor sperma dan co-parenting
  • Biaya: Beberapa fitur gratis, fitur lainnya berbayar
  • Cocok untuk: Keluarga rainbow yang mencari co-parent atau donor
  • Website:   https://www.prideangel.com

Profil Singkat:
Berasal dari dunia berbahasa Inggris, Pride Angel juga semakin populer di Indonesia. Platform ini menekankan pada model keluarga yang beragam dan dinamis – mulai dari co-parenting hingga donor sperma atau telur. Pengguna perlu memperhatikan perbedaan kerangka hukum dan menyesuaikan informasi sesuai konteks.

6. WeAreFamily

  • Tersedia di: Web
  • Fitur: Berorientasi pada komunitas, memfasilitasi diskusi mengenai berbagai model keluarga
  • Biaya: Fungsi dasar sering kali gratis, dengan beberapa layanan atau konsultasi berbayar
  • Cocok untuk: Pengguna yang menghargai koneksi dengan komunitas co-parenting secara nasional
  • Website:(Platform yang relatif baru, sebagian dalam bahasa Inggris)

Profil Singkat:
WeAreFamily adalah portal muda yang berfokus pada pasar Indonesia dan mendukung berbagai model keluarga, termasuk co-parenting. Dengan fitur grup dan forum, para anggota dapat berbagi pengalaman dan bertemu dengan calon co-parent, sehingga menyediakan berbagai saran dan kontak.

7. ParentLink

  • Tersedia di: iOS, Android, Web
  • Fitur: Berbasis komunitas, dengan integrasi fitur penjadwalan dan chat
  • Biaya: Fungsi dasar gratis, dengan opsi premium berbayar
  • Cocok untuk: Orang tua yang menghargai jaringan yang kuat sebagai pendamping co-parenting
  • Website:   https://www.parentlink.com

Profil Singkat:
ParentLink menggabungkan co-parenting dengan platform komunitas yang dinamis. Pengguna dapat mencari co-parent yang kompatibel, mengatur janji temu, sesi konseling, dan chat pribadi. Antarmuka yang intuitif mempermudah koordinasi sehari-hari.

8. TogetherParents

  • Tersedia di: Web, Android
  • Fitur: Fokus pada model pengasuhan yang fleksibel dengan forum ahli dan layanan konseling
  • Biaya: Model langganan dengan periode percobaan gratis
  • Cocok untuk: Individu yang mengutamakan saran profesional dan penjadwalan yang fleksibel
  • Website:   https://www.togetherparents.com

Profil Singkat:
TogetherParents ditujukan bagi mereka yang, selain mencari co-parent, juga menghargai panduan profesional dan fleksibilitas dalam mengatur waktu. Platform ini menyediakan berbagai alat untuk membantu merencanakan dan mengorganisir kehidupan keluarga.

9. CoFamilyHub

  • Tersedia di: iOS, Android, Web
  • Fitur: Algoritma pencocokan inovatif, alat kalender terintegrasi, dan perencana keuangan
  • Biaya: Model freemium dengan pembelian dalam aplikasi opsional
  • Cocok untuk: Pengguna yang mencari dukungan organisasi menyeluruh untuk co-parenting
  • Website:   https://www.cofamilyhub.com

Profil Singkat:
CoFamilyHub menggabungkan teknologi mutakhir dengan berbagai layanan. Selain sistem pencocokan yang tepat, platform ini menawarkan alat untuk manajemen kalender bersama dan perencanaan keuangan, sehingga memudahkan pengelolaan kegiatan sehari-hari dalam co-parenting.

Aspek Hukum di Indonesia: Hal yang Perlu Diperhatikan

Meskipun co-parenting semakin populer di Indonesia, hukum yang mengatur secara spesifik mengenai model ini belum ada. Pada umumnya, hukum keluarga tradisional yang berlaku, dan sebagian besar pengadilan di Indonesia hanya mengakui dua orang tua secara hukum untuk setiap anak. Oleh karena itu, pengaturan co-parenting yang melibatkan lebih dari dua orang dewasa dapat menimbulkan tantangan hukum.

Karena itu, sangat penting untuk membuat perjanjian co-parenting secara tertulis yang mendefinisikan secara jelas aspek-aspek utama seperti hak asuh, tunjangan anak, pengaturan perawatan, dan wewenang pengambilan keputusan. Mengingat keberagaman praktik hukum di Indonesia, berkonsultasi dengan ahli hukum keluarga sangat dianjurkan.

Kelebihan dan Kekurangan Co-Parenting

Kelebihan:

  • Sumber Daya yang Lebih Banyak: Keuangan, waktu, dan perawatan dibagi antara beberapa orang, sehingga mengurangi beban bagi anak dan orang tua.
  • Fleksibilitas dalam Struktur Keluarga: Co-parenting tidak bergantung pada hubungan romantis; gaya hidup yang beragam dapat bersatu dalam satu model.
  • Pengayaan bagi Anak: Anak mendapatkan manfaat dari kehadiran beberapa figur pengasuh dan berbagai perspektif.
  • Perjanjian yang Disesuaikan: Pengaturan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak tanpa terikat pada struktur pernikahan atau tinggal bersama secara tradisional.

Kekurangan dan Tantangan:

  • Kekurangan Kepastian Hukum: Ketidakhadiran kerangka hukum khusus untuk co-parenting dapat menyebabkan sengketa hukum yang kompleks dan mahal.
  • Tuntutan Komunikasi yang Tinggi: Mengkoordinasikan perawatan anak, keuangan, dan pengambilan keputusan antar beberapa pihak bisa sangat menantang.
  • Komplikasi Emosional: Hubungan baru, perpindahan tempat tinggal, atau perubahan tujuan pribadi salah satu co-parent dapat memengaruhi kesepakatan yang telah dibuat.
  • Keterbatasan Pengakuan Hukum: Sebagian besar pengadilan hanya mengakui dua orang tua secara hukum, sehingga pengaturan yang melibatkan lebih dari dua orang dewasa bisa menghadirkan masalah.

Kesimpulan

Co-parenting menawarkan cara yang modern dan fleksibel untuk membesarkan seorang anak tanpa harus bergantung pada model keluarga tradisional. Namun, jika Anda memilih jalur ini, penting untuk memahami bahwa belum ada kerangka hukum yang terpadu untuk co-parenting di Indonesia. Perjanjian co-parenting yang disusun dengan baik sangat penting – terutama jika donor sperma juga terlibat. Platform seperti RattleStork, Modamily, CoParents, Familyship, Pride Angel, WeAreFamily, serta aplikasi baru seperti ParentLink, TogetherParents, dan CoFamilyHub, memudahkan pencarian pasangan yang tepat dan menyediakan sumber daya yang berharga. Komunikasi yang terbuka, nilai-nilai yang sejalan dalam pengasuhan, dan konsultasi hukum profesional bila diperlukan adalah kunci keberhasilan co-parenting.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

Co-parenting tidak mengharuskan adanya hubungan romantis antara orang tua. Sebaliknya, beberapa orang dewasa secara sengaja menyepakati untuk berbagi tanggung jawab dalam membesarkan seorang anak. Dalam keluarga tradisional, orang tua umumnya adalah pasangan yang tinggal bersama atau sudah menikah.

Perjanjian co-parenting membantu menjelaskan tanggung jawab, hak asuh, dan kewajiban finansial. Meskipun perjanjian ini tidak dapat mencakup semua situasi, ia memberikan kerangka yang jelas untuk mencegah kesalahpahaman saat terjadi konflik.

Di Indonesia, sebagian besar pengadilan hanya mengakui dua orang tua secara hukum untuk setiap anak. Meskipun pengasuh tambahan dapat memainkan peran penting, mereka umumnya tidak diakui secara hukum sebagai orang tua tanpa melalui prosedur resmi.

Banyak pasangan atau individu yang memilih co-parenting mungkin memerlukan donor sperma jika konsepsi secara biologis tidak memungkinkan. Platform seperti RattleStork menyediakan layanan donor sperma dan co-parenting dalam satu tempat. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan dengan jelas hak dan tanggung jawab hukum antara donor dan co-parent.

Pertama, tentukan apakah Anda lebih memilih pendekatan nasional atau internasional. Apakah ada preferensi bahasa atau kerangka hukum tertentu? Beberapa platform – seperti Familyship – sudah mapan di Indonesia, sedangkan platform lain seperti CoParents mengusung pendekatan internasional. Selain itu, penting untuk menilai biaya, ulasan pengguna, dan kebijakan privasi.

Sangat penting untuk menentukan siapa yang memiliki hak asuh secara hukum atas anak dan siapa yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan saat terjadi konflik (misalnya, dalam hal keputusan medis atau pendidikan). Tanggung jawab mengenai tunjangan anak juga harus dijabarkan dengan jelas. Jika anak dikonsepsi melalui donor sperma, pertimbangan hukum tambahan mungkin diperlukan.

Hubungan romantis baru dapat mengubah dinamika pengasuhan bersama. Idealnya, perjanjian co-parenting harus mencakup ketentuan mengenai bagaimana pasangan baru akan diintegrasikan atau peran apa yang mungkin mereka mainkan dalam kehidupan anak. Komunikasi yang terbuka dan saling menghormati sangat diperlukan.

Ya, meskipun hal ini memerlukan perencanaan yang lebih rinci, terutama terkait pengaturan perawatan anak. Banyak co-parent menyepakati jadwal hak asuh bersama atau kunjungan, dan biaya perjalanan serta rincian logistik lainnya (misalnya, perencanaan liburan atau kunjungan akhir pekan) biasanya diatur dalam perjanjian.

Implikasi pajak di Indonesia – seperti potongan untuk tunjangan anak atau pengurangan untuk tanggungan – umumnya terkait dengan orang tua yang diakui secara hukum atau tempat tinggal utama anak. Ketika lebih dari dua co-parent terlibat, situasinya bisa menjadi lebih kompleks, sehingga disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional pajak.

Jika terjadi perbedaan pendapat, mediasi bisa menjadi langkah awal yang berguna untuk memulihkan komunikasi. Banyak perjanjian co-parenting mencantumkan ketentuan mediasi sebelum mengambil langkah hukum. Jika mediasi tidak berhasil, langkah selanjutnya mungkin adalah membawa kasus tersebut ke pengadilan keluarga, meskipun ketidakjelasan hukum khusus mengenai co-parenting di Indonesia dapat menghasilkan keputusan yang tidak pasti.